Hidup Cerdik Jantung Sehat
Oleh : dr. A A Istri Murwitha Prasanti, SpJP
Penyakit jantung sampai saat ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Penyakit jantung identik dengan kematian dan buruknya kualitas hidup. Ketakutan masyarakat ini cukup beralasan, mengingat angka kematian akibat penyakit jantung terus meningkat beberapa tahun terakhir. Kematian akibat penyakit jantung seringkali terjadi mendadak dan tanpa didahului keluhan yang signifikan sebelumnya. Tingginya angka kematian akibat penyakit jantung, khususnya serangan jantung, selayaknya menjadi perhatian masyarakat dan petugas kesehatan sehingga deteksi dini serta pencegahan terhadap penyakit jantung dapat lebih digalakkan.
Serangan jantung terjadi akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang bertugas untuk mensuplai oksigen jantung. Ketika aliran oksigen jantung terhambat atau bahkan terhenti, jantung akan mengalami kondisi iskemia. Kondisi iskemia adalah kondisi dimana jantung kekurangan oksigen yang berakibat penurunan fungsi jantung untuk memompa darah. Penurunan daya pompa jantung inilah yang mengakibatkan asupan darah ke seluruh tubuh terganggu sehingga dapat terjadi gangguan fungsi organ vital lainnya seperti ginjal, hati, otak dan berakhir dengan kematian.
Serangan jantung seringkali terjadi mendadak tanpa didahului keluhan yang signifikan sebelumnya. Mengingat komplikasi yang fatal dari serangan jantung ini, maka perlu dilakukan suatu deteksi dini serta pencegahan terhadap penyakit jantung koroner. Faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner telah diteliti dan diketahui sebelumnya, sehingga memudahkan masyarakat melakukan pencegahan terhadap penyakit mematikan ini. Faktor risiko penyakit jantung koroner dapat kita bagi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi serta faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi artinya pasien dan petugas kesehatan dapat melakukan sesuatu untuk mengatasi faktor risiko tersebut. Sementara faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi artinya faktor risiko tersebut melekat pada diri pasien serta tidak dapat dihindari. Contoh faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia dan jenis kelamin. Jenis kelamin laki-laki dengan usia diatas 40 tahun memiliki risiko terserang penyakit jantung koroner lebih tinggi. Mengingat usia dan jenis kelamin termasuk kelompok faktor risiko yang tidak dapat dihindari, maka hanya faktor risiko yang dapat dimodifikasi saja yang dapat dihindari serta ditangani. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi diantaranya hipertensi, kegemukan (obesitas), diabetes mellitus (kencing manis), kolesterol tinggi, kurang aktivitas fisik, serta merokok.
1. Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang bernilai lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg. Hipertensi disebabkan karena adanya penyakit primer yang mendasari atau karena berbagai sebab lainnya. Semakin tua usia seseorang maka risiko terkena hipertensi lebih besar. Hal itu disebabkan karena dengan bertambahnya usia maka kekakuan pembuluh darah meningkat, yang akan mempengaruhi tekanan darah. Selain usia, jenis kelamin sangat mempengaruhi kecenderungan seseorang menderita hipertensi. Pria memiliki risiko 2,3 kali lipat lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan wanita. Namun, setelah memasuki usia menopause wanita memilik risiko yang sama dengan pria. Bahkan setelah usia 65 tahun, wanita memiliki risiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan pria, akibat dari faktor hormonal. Seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi juga memiliki risiko peningkatan tekanan darah lebih tinggi dibanding yang lainnya. Gaya hidup sangat mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Makan makanan tinggi lemak, kegemaran makan makanan dengan kadar garam berlebih (junk food, penyedap rasa), konsumsi alkohol berlebihan, merokok, kurangnya aktivitas fisik yang berakibat obesitas, merupakan penyumbang terbesar terhadap peningkatan tekanan darah. Selain itu faktor stress dan psikososial juga dapat mempengaruhi tekanan darah.
2. Kencing manis
Kencing manis atau dikenal dengan penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang cukup ditakuti karena memiliki banyak komplikasi. Kencing manis dipengaruhi oleh genetik, kegemaran makan makanan manis dan berlemak, serta gangguan hormon akibat kerusakan pankreas atau bawaan. Sama halnya seperti hipertensi, kencing manis adalah penyakit kronik progresif, artinya penyakit yang dibawa seumur hidup dan berisiko mengalami perburukan dengan cepat. Untuk mencegah progesifitas kencing manis, gula darah haruslah selalu terkontrol. Oleh karena itu, konsumsi obat teratur disertai dengan pemantauan gula darah rutin sangatlah penting.
3. Obesitas
Obesitas ditentukan dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Seseorang dikatakan menderita obesitas jika memiliki IMT ≥ 30. Cara menghitung IMT adalah berat badan (kg) : tinggi badan2 (m). Selain itu indikator lain untuk menilai adanya kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut. Seseorang dikatakan obesitas jika lingkar perut laki-laki > 90 cm , dan lingkar perut wanita > 80 cm.
4. Kolesterol Tinggi
Kolesterol terdiri dari kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). LDL yang tinggi dapat menumpuk di dinding pembuluh darah sehingga berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner atau stroke. Sementara HDL bertugas untuk meningkatkan pembuangan LDL sehingga membantu mengurangi kadar LDL dalam darah. Apabila kadar LDL tinggi sementara kadar HDL rendah, maka risiko penyakit jantung koroner akan meningkat. Untuk itu perlu dijaga supaya kadar HDL tetap normal dengan cara melakukan rutin melakukan aktivitas fisik (olahraga) dan menurunkan kadar LDL dengan menghindari makanan tinggi lemak.
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Dibandingkan dengan populasi di dunia, orang Indonesia dikategorikan kelompok yang malas berjalan kaki. Menurut survey, orang Indonesia berjalan kaki rata-rata 3.513 langkah per hari, dibandingkan dengan populasi dunia pada umumnya yang berjalan rata-rata 4.961 langkah per hari. Aktivitas berjalan kaki yang disarankan per hari rata-rata sebanyak 10.000 langkah. Menurut penelitian pula, kelompok orang yang malas melakukan aktivitas fisik memiliki peningkatan risiko kematian oleh berbagai sebab sebanyak 20-30 %. Sementara kelompok yang melakukan olahraga rutin dengan intensitas sedang selama 30 menit per hari memiliki penurunan risiko penyakit jantung koroner sebesar 30 % dan penurunan risiko kencing manis sebesar 27 %.
6. Merokok
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang merugikan diri sendiri serta merugikan orang disekitar anda. Merokok menberikan tubuh anda stress oksidatif yang merusak pembuluh darah termasuk pembuluh darah jantung serta meningkatkan perkembangan plak lemak di dalam pembuluh darah koroner.
Mengingat berbahayanya penyakit jantung terutama penyakit jantung koroner yang seringkali mengakibatkan kematian mendadak, maka sangatlah penting untuk melakukan pencegahan penyakit jantung koroner. Usaha pencegahan ini tidaklah sulit, cukup mengikuti beberapa langkah “CERDIK” berikut ini :
Cek kesehatan rutin
Apabila anda adalah seorang laki-laki dengan usia > 40 tahun atau wanita yang sudah memasuki usia menopause, maka sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi : pemeriksaan tekanan darah, kolesterol darah, kadar gula darah dan fungsi ginjal. Jangan abaikan setiap keluhan yang anda rasakan, misalkan sering sesak saat aktivitas, sering merasakan nyeri dada saat aktivitas, kaki bengkak, perut membesar, sering terbangun malam hari karena sesak. Karena keluhan tersebut bisa jadi merupakan awal dari suatu penyakit jantung. Selain itu apabila anda menderita penyakit kronis seperti hipertensi, kencing manis, atau penyakit ginjal kronis, sebaiknya anda lebih sering melakukan pemeriksaan kesehatan rutin serta minum obat teratur.
Enyahkan asap rokok
Dengan berhenti merokok berarti anda menyelamatkan jantung dan paru-paru anda serta orang-orang sekitar anda. Berbagai metode untuk berhenti merokok telah dikembangkan diantaranya dengan obat-obatan serta kombinasi antara obat dengan psikoterapi.
Rajin aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka. Semua kegiatan sehari-hari termasuk aktivitas fisik. Sementara olahraga adalah bentuk khusus dari aktivitas fisik yang terencana dan sengaja dilakukan, misalnya senam, berenang, lari, bersepeda, dan lain-lainnya. Apabila anda adalah orang sibuk yang tidak sempat melakukan olahraga, anda dapat menyiasati dengan meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya dengan menggendong anak sambil berjalan-jalan bukan menggunakan kereta dorong, melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, dan lain-lain , menggunakan tangga bukan menggunakan lift atau escalator.
Diet seimbang
Prinsip dasar pola makan sehat untuk jantung adalah : (1) makan buah dan sayuran minimal 2 porsi per hari , (2) pilih cemilan kaya gandum, (3) tingkatkan konsumsi ikan minimal 2 kali seminggu, (4) kurangi konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi misalnya junk food dan lemak jenuh, misalnya minyak goreng berulang kali pakai, (5) konsumsi lebih banyak makanan yang diolah dengan direbus atau dipanggang dibandingkan dengan digoreng.
Istirahat cukup
Istirahat yang cukup harus memenuhi kuantitas dan kualitas yang baik. Kuantitas yang baik yaitu tidur minimal 7 jam setiap hari. Sementara tidur berkualitas baik ditandai dengan tidak sering terbangun saat tidur, bangun di pagi hari dengan segar, dan dapat tidur dengan mudah 30 menit setelah berbaring.
Kelola stress
Stress psikis merupakan salah satu faktor penyumbang berbagai penyakit, salah satunya hipertensi dan penyakit jantung koroner. Sehingga mengatasi stress sangat penting untuk dilakukan. Berbagai cara untuk mengelola stress diantaranya : bicarakan masalah dengan seseorang yang dapat dipercaya, lakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, kembangkan hobi yang bermanfaat, meningkatkan ketaatan ibadah , selalu berpikir positif, serta tenangkan pikiran dengan cara relaksasi atau rekreasi bersama teman dan keluarga.
Penyakit jantung memang penyakit yang menyeramkan dan berbahaya, tetapi dengan melakukan langkah kecil yang ”CERDIK”, anda dapat terhindar dari ancaman penyakit jantung. Jadi mulailah hidup “CERDIK” demi menuju jantung sehat.