ONE AGENCY, ONE INNOVATION (Wisata Limbah di Rumah Sakit Kabupaten Badung Mangusada)

Sejalan dengan  Kebijakan dari Kementeriaan Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi, Pemerintah Kabupaten Badung telah menegaskan kembali  : ONE AGENCY, ONE INNOVATION, yaitu agar setiap SKPD lebih kreatif dan  inovasitif  dalam  penyelenggaraan  pelayanan publik, dengan membuat dan mengembangkan minimal satu  inovasi . Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik dan 2) PERMENPAN-RB Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah.

Thus, an innovation in public administration is an effective, creative  and unique answer to new problems or a new answer to old problems”.

Sebuah program dapat dikatakan inovatif bila memenuhi kriteria : 1) Memberikan manfaat nyata dan terukur, 2) sudah direplikasikan atau setidaknya memberikan jaminan dapat dikembangkan (diadopsi dan diadaptasi) di unit atau satuan kerja lainnya, serta 3) adanya potensi berkelanjutan, baik dari segi peraturan perundang-undangan, kelembagaan dan sumber daya lainnya.  Deputi Menpan-RB Bagian Pelayanan Publik menyampaikan : Sebuah  inovasi tidak harus mahal, rumit dan sulit untuk dikembangkan di tempat lain, inovasi dapat meniru / mencontoh tetapi harus ada pengembangannya serta mampu memberi dampak pada tempat tersebut.

RSUD Kabupaten Badung Mangusada melalui arahan Bapak Direktur, pada Tahun 2016  telah membuat dua inovasi sekaligus yaitu : MACEPAT (Lima Cara Tepat, Keluarga Cermat dan Anak Sehat) yang dilaksanakan di Ruang Cilinaya dan Wisata Limbah (pemanfaatan IPAL RS).

Wisata limbah merupakan kegiatan kreatifitas pengembangan dari pemanfaatan air olahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sudah ada sebelumnya. Pengamatan penulis pada beberapa RS pemerintah dan swasta menemukan bahwa semua RS tersebut telah memiliki IPAL namun tidak dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan yang dilaksanakan di RSUD Kabupaten Badung Mangusada.

Ada lima hal yang dipandang kreatif dan inovatif tentang wisata limbah ini yaitu :

1.        Destinasi yang wajib dikunjungi oleh tamu RS saat kegiatan Hospital Tour;

2.        Pusat edukasi pagi mahasiswa dan peneliti serta RS lainnya;

3.        Stress Healing;

4.        Budidaya ikan hias di kolam indikator;

5.        Pemanfaatan kembali olahan air limbah untuk menyiram tanaman dan halaman RS.

 

1. Destinasi RS pada saat Hospital Tour

Program ini selain menampilkan penataan lingkungan IPAL yang asri dan artistik, juga sekaligus memberikan pemahaman kepada semua orang yang berkunjung ke area pengolahan air limbah ini bahwa persepsi air limbah yang kotor, bau dan menjijikkan akan terhapus. Kendali mutu terhadap nilai baku mutu hasil pengolahan IPAL sangat diperhatikan. Air limbah dan olahannya telah rutin diperiksa di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Provinsi Bali dengan 7 indikator yaitu : pH, Suhu, COD, BOD, TSS, NH3 bebas (amoniak) dan Phospat sehingga air olahan limbah sangat jernih dan sama sekali tidak berbau. Dibagian depan pintu  masuk telah ditempatkan tanaman  hias dan bagian dalam ditata beberapa tanaman air, tanaman hias, ikan hias (koi) yang cukup banyak di kolam kontrol/indikator, air mancur serta beberapa  patung ornamen Bali. Beberapa instansi /tamu sudah pernah berkunjung ke tempat ini. Selain sebagai bagian destinasi RS, IPAL ini merupakan unit pendukung penting dalam penilaian Adipura, Kabupaten Sehat dan GRSI-B.

 

2. Pusat Edukasi

IPAL RSUD Mangusada secara rutin telah dijadikan tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi Mahasiswa Poltekkes Depkes Denpasar Jurusan Kesehatan  Lingkungan serta benchmarking beberapa RS dan instansi lain yang  ingin mengetahui tentang pengolahan limbah cair.

 

3. Stress Healing

Dengan menata lingkungan IPAL lebih asri dan nyaman serta didukung oleh gemericik air mancur,  ikan hias dan lokasi yang sepi / tenang diharapkan dapat mengurangi beban pikiran seseorang / staf yang ada ditempat tersebut, terutama pada saat jam istirahat.

 

4.  Budidaya Ikan Hias

Selain sebagai kontrol terhadap kualitas olahan air limbah, ikan di kolam  indikator juga dibudidayakan / dikembangkan dengan membuat tempat perindukan ikan  koi. Diharapkan budidaya ini dapat menambah jumlah ikan hias dan sebagai unit penghasil nantinya.

 

5.  Pemanfaatan Olahan Air Limbah untuk Menyiram Tanaman dan  Halaman RS

Untuk mendukung program  green hospital (rumah sakit ramah lingkungan) terutama dalam efesiensi penggunaan air bersih, RSUD Mangusada telah memanfaatkan olahan air limbah untuk menyiram  tanaman dan  halaman di lingkungan RS.  Rata – rata debit olahan air limbah per hari adalah : 60 M3 (1800 M3/bln). Bila air limbah ini bisa dimanfaatkan sekitar 70% per hari (42 M3 atau 1.260 M3/bln ) maka RSUD Badung dapat menghemat sebesar : 1.260 M3 x Rp. 6.500 = Rp. 8.190.000 per bulan (Rp.98.280.000 / tahun)

Telah dipasang sekitar 15 titik keran air baru di halaman dan kebun RS. Keran ini bercat warna kuning dan diisi pemberitahuan di setiap keran tersebut sehingga tidak dipergunakan untuk keperluan selain menyiram.

 

Kesimpulan

1.  Inovasi tidak harus mahal, rumit dan memerlukan dana yang sangat besar. Inovasi dapat mengadopsi dan mengadaptasi dari tempat lain namun harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sehingga memberi dampak bagi unit tersebut

2. Inovasi “Wisata Limbah RS“ di RSUD Kabupaten Badung Mangusada telah memberikan lima kreatifitas baru  yaitu : 1) Destinasi saat hospital tour, 2) Pusat edukasi, 3) Tempat stress healing, 4) Budidaya ikan hias dan 5) pemanfaatan olahan air limbah untuk menyiram tanaman dan halaman RS

3. Inovasi ini telah mendukung program  green hospital, terutama efesiensi penggunaan air bersih. secara ekonomi bahwa program inovasi ini mampu menghemat pengeluaran untuk membayar air bersih sekitar : Rp. 98.280.000 per tahun.