Kanker dan Kemoterapi

Pendahuluan
WHO menyatakan dalam buku World Cancer Report tahun 2008 yang dikeluarkan pada tahun 2010 bahwa jumlah kasus baru pasien dengan kanker berjumlah 12,7 juta orang dan yang meninggal berjumlah 7,6 juta dimana 56% kasus baru. Jumlah kasus kematian pasien tersebut lebih besar dibandingkan dengan seluruh jumlah kasus pasien dengan AIDS ditambah kasus Malaria dan kasus Tuberkulosis. Diperkirakan pada tahun 2020 kasusnya akan bertambah 2 kali lipat dan pada tahun 2030 jumlah meningkat menjadi 3 kali lipat. Kasus pasien kanker untuk dekade sekarang ini mulai ada perubahan hal ini dikarenakan kasus tersebut biasanya muncul pada negara-negara maju tapi sekarang ini sudah berubah dan muncul di negara-negara berkembang dan negara miskin hal ini disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat di negara-negara miskin dan berkembang dan tingkat pengetahuan mereka yang masih rendah dalam memelihara kesehatan dan untuk saat ini alternatif pilihan pada pengobatan kanker adalah pemberian kemoterapi.
 
Apa itu Kemoterapi
Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan pada pasien kanker dengan tujuan membunuh sel-sel kanker, menganggu pertumbuhan sel sehat sekitarnya (Chu & Devita, 2001). Obat kemoterapi atau obat antineoplasma atau obat sitostatika adalah suatu obat yang mencegah perkembangan, pertumbuhan dan proliferasi (memperbanyak diri) sel-sel malignan (ganas). 
 
Pengobatan Kemoterapi
1. Pengobatan induksi yaitu untuk terapi cepat mengecilkan tumor atau jumlah sel kanker (ganas).
2. Pengobatan adjuvant yaitu pengobatan yang dilakukan ke pasien setelah dilakukan tindakan pembedahan atau diberikan radiasi pada sel kanker tersebut.
3. Pengobatan neoadjuvant yaitu pengobatan yang dilakukan ke pasien sebelum dilakukan tindakan pembedahan atau radiasi sel kanker tersebut.
4. Penobatan primer yaitu sebagai pengobatan utama terhadap sel kanker.
 
Tujuan Pemberian kemoterapi
1. mengurangi masa tumor selain pembedahan atau radiasi. 
2. meningkatkan kelangsungan hidup / Quality Of Life (QOL).
3. mengurangi komplikasi akibat metastase.
 
Faktor –faktor yang mempengaruhi tindakan kemoterapi pada pasien 
1. Jenis Kanker : Lokasi, ukuran, pertumbuhannya 
2. Keadaan pasien : Status fisik dan psikologi 
 
Cara pemberian 
1. oral (obat tablet) 
2. subkutan dan intramuskular (disuntikan pada jaringan otot)
3. topikal 
4. intra arterial /intracavity (pembuluh darah arteri)
5. intraperitonial/ intrapleureal (rongga abdomen/pleura)
6. intrathekal (pada tulang belakang)
7. intravena (pembuluh darah vena)
 
Efek samping pengobatan Kemoterapi
1. Dalam waktu 24 jam pertama bisa timbul mual, muntah, tidak nafsu makan, gatal-gatal pada kulit/rash skin, peradangan kandung kemih/cystititis, mengigil.
2. Beberapa hari - minggu  timbul stomatitis/peradangan pada bibir, alopecia/ rambut rontok, diare.
3. Beberapa minggu - bulan  timbul neuropati perifer/ mati rasa pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, nefropati (kerusakan saraf-saraf).
4. Bulan - tahun timbul cirrosis hepar/kerusakan hati, ginjal,  jantung  .
 
Peran Perawat onkologi :  
1.Memastikan bahwa dosis yang tepat, obat-obatan yang diberikan sesuai rute dan pasien yang tepat.
2.Perawat membuat prioritas masalah pasien dan membantu dalam evaluasi gejala dan intervensi. Misalnya: mengurangi efek samping kemoterapi  mual dan     muntah adalah dua gejala yang paling umum yang terkait dengan kemoterapi.
3.Memberi dukungan kepada pasien kanker dan keluarga karena perawat menghabiskan lebih  banyak waktu dengan pasien mengalami sakit : penting bahwa perawat memiliki pengetahuan tentang penilaian rasa sakit dan farmakologis dan nyeri nonpharmacologic manajemen, dalam rangka memberikan kontrol nyeri yang baik dan sabar dan pendidikan keluarga.
4.Meningkatkan kenyamanan pasien melalui asuhan keperawatan.
5.Menjalin kerjasama multidisiplin (enam pilar) dalam manajemen kemoterapi (perawat onkologi,  dokter spesialis : medik onkologi, bedah onkologi, obstetri gynekologi onkologi, patologi anatomi, dan farmasi).

 

Kesan pesan

Disamping faktor jenis kanker dan stadiumnya keberhasilan pengobatan kemoterapi juga ditentukan oleh profesionalisme dan kerjasamanya multidisiplin antar beberapa profesi kesehatan. Untuk itu peningkatan sumber daya manusia pada profesi kesehatan yang nantinya di bekerja di bidang onkologi (kanker) sangatlah penting untuk memberikan pelayanan terbaik. Semoga harapan dan cita-cita kita di RSUD Mangusada untuk menjadikan pusat rujukan pelayanan kemoterapi yang profesional bisa kita wujudkan demi melayani berbagai masalah  masyarakat khususnya di wilayah Badung dan umumnya di wilayah Bali.. Astungkara