AKHIRI KETIDAKSETARAAN, AKHIRI AIDS, CEGAH HIV

Pengertian HIV dan AIDS

HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. AIDS adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome.

Perbedaan antara HIV dan AIDS

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. AIDS adalah yang terakhir dari tiga tahap infeksi HIV.

Tahap pertama infeksi HIV akut mengalami penyakit seperti flu dalam 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi. Itu bisa bertahan selama beberapa minggu. Orang-orang pada tahap ini memiliki sejumlah besar virus dalam darah mereka, dan lebih mungkin menularkan infeksi.

Tahap kedua, latensi klinis, menandai suatu periode di mana virus sudah aktif tetapi hanya bereproduksi pada tingkat rendah. Orang-orang dalam tahap ini mungkin tidak mengalami gejala, tetapi masih dapat menularkan HIV ke orang lain. Tahap ini bisa bertahan puluhan tahun, tergantung pada perawatan, tetapi bisa juga lebih cepat.

Tahap Ketiga, AIDS,  mengarah ke penyakit yang paling parah, karena virus tersebut merusak sistem kekebalan sepanjang waktu. Rata-rata, orang dengan AIDS yang tidak mendapatkan perawatan, dapat bertahan hidup tiga tahun. Perawatan pada ketiga tahap tersebut dapat mencegah atau memperlambat gejala dan mengurangi risiko penularan.

Cara mengetahui apakah kita terinfeksi HIV atau AIDS

Tes adalah cara terbaik untuk menentukan apakah Anda memiliki HIV, tetapi gejala dapat terjadi sebelum HIV muncul pada tes. Beberapa mengalami gejala mirip flu termasuk demam, menggigil, ruam, keringat dingin, nyeri otot, sakit tenggorokan, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening atau ulkus mulut dalam dua minggu setelah infeksi.

Proses terjadinya Infeksi HIV pada Tubuh Manusia

HIV menyerang system kekebalan anda dengan mengurangi sel CD4, atau sel T, sehingga lebih sulit untuk mlawan infeksi lain. Seiring waktu, HIV dapat menghancurkan banyak sel-sel ini sehingga tubuh tidak dapat melawan infeksi dan penyakit. Kondisi ini menjadi AIDS ketika jumlah sel T turun di bawah 200 sel per milimeter kubik darah atau komplikasi terkait AIDS tertentu seperti infeksi berat muncul

Cara Penularan Virus HIV

Seseorang dapat terinfeksi HIV hanya melalui aktivitas tertentu dimana mereka bersentuhan dengan cairan tubuh tertentu seperti darah, air mani, cairan preseminal, cairan rectal, cairan vagina dan ASI. Cairan ini harus bersentuhan dengan selaput lendir atau jaringan yang rusak atau langsung disuntikkan ke darah (dari jarum suntik atau alat penyuntik) agar penularan terjadi.

Cara Pencegahan HIV dan AIDS

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), National Institutes of Health, dan sumber lainnya, penularan HIV dapat dicegah dengan: 

  • Hindari Penggunaan Narkoba

Hindari menggunakan narkoba, apalagi berbagi jarum suntik dengan orang lain. 

  • Jangan Menjadi Donor Bila Positif

seseorang dinyatakan positif HIV, maka dirinya tidak diperbolehkan mendonorkan darah, plasma, organ tubuh, atau sperma.

  • Praktik Seks yang Aman

Terapkan praktik seks yang aman. Misalnya, menggunakan kondom lateks untuk mencegah penularan HIV. Selain itu, hindarilah untuk bergonta-ganti pasangan seks. 

  • Sunat Pada Pria

Terdapat beberapa studi dan bukti yang mengatakan bahwa, sunat pada pria dapat membantu mengurangi risiko tertular HIV.

  • Hindari Kontak dengan Darah

Penularan HIV juga bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan darah. Bila tak memungkinkan, kenakan pakaian pelindung, masker, dan kacamata saat merawat orang yang terluka.

  • Tes HIV secara Rutin

Tes HIV sebaiknya dilakukan oleh tiap individu, terutama di usia 13-64 tahun (terutama aktif secara seksual, pekerja medis, atau orang yang rentan terkena), sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara rutin. Bagi kamu yang ingin melakukan tes HIV, kamu dapat memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan

  • Ibu Hamil Diskusikan dengan Dokter

Ibu hamil yang mengidap HIV harus berbicara dengan dokter mengenai risiko terhadap janin mereka. Mereka harus mendiskusikan metode untuk mencegah bayi mereka terinfeksi, seperti minum obat antiretroviral selama kehamilan. 

  • Lakukan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP)

Lakukan post-exposure prophylaxis (PEP) atau profilaksis pasca pajanan

jika kamu pernah terpajan HIV. Jika kamu merasa telah terpapar melalui seks, jarum suntik, atau di tempat kerja, segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat.

PEP adalah bentuk perawatan untuk mencegah HIV, yang biasanya dilakukan setelah terjadi tindakan-tindakan yang berisiko menyebabkan HIV.

Lakukanlah PEP sesegera mungkin dalam 72 jam pertama, karena prosedur ini dapat mengurangi risiko terinfeksi HIV. Dalam perawatan PEP, seseorang nanti akan diberikan obat-obatan yang perlu dikonsumsi kira-kira selama 28 hari.

  • Jujur pada Pasangan

Cara mencegah penularan HIV bisa dilakukan dengan memberi tahu atau jujur pada pasangan bila mengidap HIV. Bagi seseorang yang mungkin memiliki beberapa pasangan seksual, penting untuk memberi tahu mereka mengenai kondisi tersebut. Mintalah mereka untuk melakukan tes HIV.  Beri tahu pasangan seksual jika kamu mengidap HIV. Penting untuk memberi tahu semua pasangan seksual saat ini dan sebelumnya bahwa kamu positif HIV. Mereka perlu diuji.

Pengobatan HIV dan AIDS

Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV).

ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV adalah:

  • Efavirenz
  • Etravirine
  • Nevirapine
  • Lamivudin
  • Zidovudin

Selama mengonsumsi obat ARV, dokter akan memonitor viral load dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan, sedangkan pemeriksaan viral load dilakukan sejak awal pengobatan dan dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.

Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Penting untuk diingat, menunda pengobatan dapat membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi berkembang menjadi AIDS.

Selain itu, penting bagi pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Melewatkan konsumsi obat akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pasien.

Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum begitu ingat dan tetap ikuti jadwal konsumsi berikutnya. Namun, bila dosis yang terlewat cukup banyak, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat mengganti resep atau dosis obat sesuai kondisi pasien saat itu.

Pasien HIV juga dapat mengonsumsi lebih dari satu obat ARV dalam sehari. Oleh karena itu, pasien perlu mengetahui efek samping yang mungkin timbul akibat mengonsumsi obat ini, antara lain:

  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Mulut kering
  • Tulang rapuh
  • Kadar gula darah tinggi
  • Kadar kolesterol tidak normal
  • Kerusakan jaringan otot (rhabdomyolysis)
  • Penyakit jantung
  • Sulit tidur
  • Tubuh terasa lelah

Pengobatan HIV perlu dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk memiliki asuransi kesehatan. Dengan begitu, proses pengobatan bisa lebih optimal dan Anda pun tidak perlu terlalu memikirkan biaya pengobatan.